"Gempa Sampah", Pupuskan Harapan Pekanbaru Dapat Adipura

sampah

PEKANBARU (RA) - Akibat sampah yang menumpuk beberapa pekan terakhir ini, mengakibatkan penghargaan Adipura yang kesekian kalinya terlepas dari Kota Pekanbaru.

Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Pekanbaru Zulfikri menegaskan bahwa peluang Pekanbaru untuk kembali mendapatkan penghargaan adipura sudah buyar. Pasalnya hingga saat ini Wali Kota Pekanbaru Dr H Firdaus MT  belum mendapatkan surat pemaparan dari Kementrian Lingkungan Hidup.

Padahal sesuai informasi yang disampaikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) RI kepada BLH Kota Pekanbaru, rencananya Presiden Republik Indonesia Joko Widodo bakal melakukan penyerahan penghargaan adipura di Kabupaten Siak dalam waktu dekat ini.
   
"Bisa dipastikan Pekanbaru ini gagal mendapatkan penghargaan adipura. Sampai sekarang belum ada tanda-tanda dapat surat dari Kementrian karena Jumat kemarin jadwal terakhir pemaparan di kementrian dan di hadapan dewan pertimbangan adipura," kata Zulfikri akhir pekan kemarin.
   
Munurut Zulfikri, penyebab Pekanbaru gagal meraih penghargaan adipura di dikarenakan permasalahan sampah yang mendera Kota Bertuah sejak awal bulan ini hingga diketahui oleh Mendagri Tjahjo Kumolo.
   
"Kita tak bisa pungkiri bahwa bom sampah ini sudah mencoreng nama Pekanbaru. Jadi kita pesimis mendapatkan penghargaan adipura, karena berita masalah sampah sudah terekspos secara nasional," terangnya.
   
Ia juga menyebut, kinerja Pemko Pekanbaru dalam kurun satu tahun menjadi sia-sia karena penghargaan adipura kembali tidak didapatkan.
   
"Kita sudah capek-capek bersihkan sampah di Pekanbaru tapi hanya karena nila setitik jadi rusak susu sebelanga," ungkapnya.
   
Saat ditanyakan apakah ada langkah Pemko Pekanbaru agar pengharaan adipura bisa kembali didapatkan Pekanbaru, Zulfikri dengan tegas mengatakan pihaknya sudah mengirim surat ke Kementrian Lingkungan Hidup.
   
"Surat yang kami kirimkan salah satu isinya meminta buk menteri memberikan pertimbangan lah. Ini kan bukan keadaan yang berkelanjutan tapi tiba-tiba muncul seperti gempa sampah. Jadi kalau bisa ada pertimbanganlah," tutupnya. (YAN)

Berita Lainnya

index